

Location of survey is state primary school in Kuningan regency, with the sample of SDN Kuningan VII representing the best primary school in the city of Kuningan. The Survey was carried out by using descriptive method and qualitative apprcvache. The appearing problem that is necessary to have a deeply survey is how limited fund is actually managed in primary school level, but on the other hand it has to reach curricular objectives demanded by curriculum. Primary school wich is a part of basic educational level in Indonesia, in fact does not get support of aduquate fund, ether from the government resources, parents or local community. Pemerintah daerah sudah saatnya membuat model pembiayan sekolah mandiri dengan mengupayakan penghimpunan dana masyarakat baik berupa tabunku siswa maupun iuran wajib dari masyarakat untuk membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar, terutama sekolah dasar pedesaan terpencil dan tertinggal. Pemerintah kabupaten sebaiknya mulai memikirkan pembiayaan mandiri untuk pembiayaan SDN yang ideal. Para kepala Sekolah Dasar Negeri harus dibina kembali dalam pengelolaan keuangan. Dana bantuan yang dialokasikan beberapa bentuk program bantuan sebaiknya dijadikan satu angka dan di “Block Grant" kan saja dengan satu kebiiakan pengelolaan. Rekomendasi dari penelitian adalah : Perlu dipertahankan bantuan pemerintah dengan konsep memperbesar bantuan ke SDN di pedesaan. Pengawasan dari petugas struktural dan fungsional sangat longgar. Para kepala sekolah mengalami kesulitan dalam menyesuaikan keuangan sekolah vang bersumber dari pemerintah, baik karena jenisnya bermacam-macam maupun karena perbedaan awal tahun anggaran dan awal tahun pelajaran. Manajemen keuangan sumbangan BP3 cukup transparan dan guru-guru ikut serta secara aktif dalam pengelolaannya. Sedangkan anggaran rutin, peran orang tua cukup besar di kota, dan relatif kecil di SD pedesaan yaitu 31,71%, di SD Pinggir koia sebesar 54,93% dan naik menjadi 79,37% pada SDN Kota. Peran serta orang tua murid SD di pedesaan dalam membantu total anggaran pendidikan ternyata sangat rendah yaitu hanya 3,78% dari total anggaran, naik menjadi 6,14% pada SDN pinggir kota. Keuangan sekolah bersumber dari pemerintah dengan prosentase rata-rata 92,20% dan dari orang tua sebesar 7,80%, seru tidak ada sumber keuangan yang berasal dari masyarakat. Temuan penelitian antara lain: Kepala Sekolah Dasar telah menerapkan strategi manajemen keuangan sejak tahapan perencanaan dengan melibatkan secara formal para orang tua dan guru dalam forum BP3, mengelola keuangan dengan berpedoman RAPBS dan mempertanggungawabkan kepada intansi/lembaga sumber keuangan yang telah membantu penyelenggaraan pendidikan. Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancana, observasi, dan studi dokumentasi. Data diperoleh dari Kepala Sekolah Dasar Negeri, Ketua BP3 SD, Guru-guru SD, Orang tua murid, Kepala Cabang Dinas P dan K Kecamatan sebagi informan, dan dokumen yang relevan. Lokasi penelitian Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Kuningan dengan sampel SDN Kuningan VII yang mewakili SD Unggulan di Kota Kabupaten, SDN Kadugede II mewakili SD pinggir kota dan SDN Paninggaran yang mewakili desa pinggiran sekaligus desa tertinggal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Sekolah dasar yang merupakan bagian dari jenjang pendidikan dasar di Indonesia ternyata tidak mendapatkan dukungan dana yang memadai, baik dari sumber pemerintah, orang tua, maupun masyarakat.Permasalahan yang muncul dan perlu dilakukan penelitian mendalam adalah bagaimana kenyataan pengelolaan keuangan pada tingkat sekolah dasar yang serba terbatas tetapi tetap harus mencapai tujuan-tujuan kurikuler yang dituntut kurikulum.
